aku mengenalmu dari sesuatu yang tiada,
dari selembar daun mengersik sahut gerimis
hingga menjadi tema yang mengetengahkan ritus renjana adikara
pada ruas episode musim yang gugur di jendela
lamat serenade berpilin bagai kelindan sirah
mensejagad kisah mendung sudut langit
dimana rumput mengulas senyum anak angin; di padang yang lain
bilakah engkau di sana ?
besok, atau pada waktu yang diantaranya kemarau dan hujan sebagai lingga,
menari dengan tarian selendang yang ku tenun dari batin
sembari memahat risalah rembulan yang mengabarkan takdir
seperti matahari yang tak pernah berkedip
; terjaga di sisiku
sebab kelembutan cahaya lilin menebas jarak niskala
dan bias gemintang menjelma jelaga ditangkup jemari
; dekati dan lihat bayangan tuhan dalam lara hati
karena inginku akanmu adalah masa
yang dengan keperawanannya mengecup fajar di pintu air mata
merumahkan wadas semusim nadirdalam rangkaian sajak merah jambu
Posting Komentar