Bermula segala peri suci
seperti yang ada pada alam dan adam
pun gugusan rusuk serupa angsa rahasia yang menari di dalam tubuh dewi asmara menyelak perisai dari auman singa asmaradana yang bertahta di dada para pangeran
Sengiang lelakiku merawi bunga rampai penghias alun-alun surga
akan setandan kencana petuah bijak yang bertepi pada hakikat penciptaan,
aku berkunjung ke negeri orang bercinta
memelas selayak pendahulu menerimanya,
meraba kisah asmaraloka lewat samar kedigdayaanku yang belia saat perhelatan para malaikat meningkahi qalam-qalam termaktub sebanjar dayang pengiring pada perjamuan para pecinta
Kau tahu apa ?
Sedikit memucat, ku eja paras-paras bidadari berdinding religi
mencumbu ranah rinduku tanpa gulungan lontar atau secarik ilham
tanpa mengenal, kuredam hasrat lelakiku pada hijab yang terbungkus rapi mencampakkan pandang setudung jari kaki
Bukanlah gemulai raga cinta sejati yang tercuri bersama mati
namun engkau hadir dihati karena cintamu kepada-Nya
dengarlah senandung usang kaki-kaki lebah mengais madu
seceruk inginku mendedah sisa umur bersama kesucianmu sebelum pancangnya tercabut di batang raga
Tirai pagi tlah besedekap ditimang ayunan senja yang menggelantung purnama
sebujur hampar pejaman panjang ingin kubalut resah setapak jejak
menampik galau lelakiku yang melayani takdir tertera sebaring taman hatimu
Duhai kekasih seraut bening
lelakiku merindu tetesan embun yang meniti lembaran awan
bersanggul indah senyum pelangi
bergaun hati berkerudung
akankah kau menjelma bersaji cawan-cawan suci sebagai minumanku
gumamku lelakiku, untukmu wanitaku
Posting Komentar