Kusimak mimbar-mimbar petang bertolak pagi setengger jingga pun kelabu senja yang tlah beranak pinak akan setampuk getah luka-luka dipesan sebelum siangku bersuluk seladang peta para perompak
Lihatlah..,
walau kehilangan tubuh, namun malam kerap mengecup jiwa-jiwa yang lelap, mengatupkan bibir di balik dewala hitam bercadar dewangga kedipan gemintang, mengelabang benang raja di bawah kerudung rembulan
Aku hanya menggenggam asap perindu di antara lesat kelodan yang konon adalah panah-panah berapi tentara langit
mencekau ceceran-ceceran burdah yang melayang di atas awan atau karam di dasar laut
Ingin kukuliti kenyataan, mencelupkannya kedalam indah telanjang mimpi hingga kuasanya mengaur-aurkan cahaya pada kelam atma bernadi sesaat kuterjaga
Posting Komentar