Widget

Jumat, 14 Januari 2011

Detik-Detik Terdampar

Kuambil tubuhku yang terselempang di selebaran bayu
menyelendangi laut lepas dengan selaput jala yang mengecup bibir mata
selepas toleh mentari tersungkur bentang sajadah hujan
kujelma surga kecil di helai tarian elok pori-pori berkalung manik tetesan air

Aku lelap di setangkai rumput ilalang
berlawalata di urat daun yang merunduk berteman sayap kupu-kupu
larut dalam parit-parit deretan anggrek
melantunkan syair dewa penjaga taman yang tertulis di kulit bebatuan

Langit melaur segelang payung bumi
diperhelatan hujan , juga kemarau
merangkum puisi dari ranting bergelantungan
segugus persembahan siang dan malam

Kupetik cerita yang tak pernah tenggelam
di antara gunung yang menahan nafas
melemparkan kisah arung padang gelagah
teriring doa burung-burung surga

Ah..., tak ingin kuusik pendar kejora di teduh dekapan
menatanya sederhana ditimang riuh angin
walau hangat hadirkan gigil
hingga malam menjemput usai

Posting Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar