Widget

Selasa, 11 Januari 2011

Wisata ke Pasanggrahan

Aku bersamanya sendirian
menelentang letih pada sangkar mentari yang menanak embun bertungku perigi-perigi kering
menumpahkan cawan-cawan dawat bersaput perca-perca kapas cakrawala yang tembaga
leleh di kutub usia dalam kisah muara saka


Tlah kusaksikan rembulan bermahkota yang bersembunyi di undakan petala langit
dan mata, mata bepergian dengan sekeping rela atau selaksa keterpaksaan diaur lesat panah-panah berapi
hingga kibasan-kibasan bayu yang merempuh semak-semak diantara tarian kirai sayap malaikat

Tahukah engkau ?
sederet maaf tertinggaltak terucap setelah rembang petang
pada landai pelepah laut merah nan terbelah sekering derap hujan di kelopak tanah,
akan dinasti-dinasti kuno yang tanpa berani mengiris birahi sendiri,
pun sungai-sungai mengalir dari darah mahabharata dijelma titisan senyum karang kurusetra

Aku bersamanya sendirian
Tahukah engkau ?
ditengah parade tangis dan tawa, ada seinggung sungging asing murka para penjagal
saat gadis lugu menghafal mantra asmara bertabur selasih pusara
merangkainya menjadi petaka di pasanggrahan sematra peti kayu, bersamanya sendirian

Posting Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar