Aku hanya si buta yang tak melihat...,
telanjang cinta tanpa sehelai benang
merangkak..tertatih papah mendulang tiga kegelapan
bersama permaisuri yang menanti pinangan pemutus nikmat...
Sesuguh malam tawar hambar...,
sesamar bisik daun yang melela dalam tuntun bayu
menjelma murka Hyang Kala
sebagiannya adalah Aku...
Inikah mantra malih rupa...
menyelinap di antara liontin langit Sang Perancang kubah malam
dari lawai serat gelap tersulam yang menutup lawang hari...
Selagi tengadah hening mayapada...
laut enggan tak berasin
dipancang lingga arca yang tak beranjak dari pengukirnya
lesung-lesung mega tampak di rona petir...
Aku hanya si buta yang tak melihat...
sepanjang hampar sajadah membentang
di kemah jiwa-jiwa yang menyembah
bermula dari puja-puji kesucian sumpah...itu atas nama cinta...
Posting Komentar