" Mengapa bersedih, sayang ?" cerah tanpa curiga
" Bagi siapa mata kaupejamkan ?" merajut makam kenangan bersemayam
Kerapuhan yang kembali dari keterasingan tlah berbela sungkawa menghadiri perjamuan
menjadi penghuni disejumput medan nisbi yang fana
" Mengapa bersedih, sayang ?" gemintang sepi sepeninggal rembulan
" Datanglah, berbaring di sisiku" bisikmu di batinku
Kehidupan mengurai jawaban dan kematian tetap misteri yang tersimpan
mengekor labirin nafas, bersedekah dalam genggaman nyawa
Tanya terhenti, beranjak bertanya-tanya
" Kau di mana , bukankah kau bersamaku ?" tanyaku
Manjamu tlah memecah bulan riak linangan tatapanku
kau begitu nyata, sedang aku terbata mengeja bayang yang kutulis sendiri
" Tunggu aku !"
dan senyuman adalah jawaban
sementara kau bersembunyi dibalik mataku
mendandani asa berpulang terpenjara
Posting Komentar