Ayun simbol hari bersolekan di atas dipan negeri
mendaduhkan luka nafas embun penghias udara
Ia mendatangiku kala gulita
mendekat , dan aku terjatuh
mendebu diri di bening kaca peluh mataku
yang membentuk kali kecil dangkal
"Bisakah ia kupadamkan ?" buatku merasa mati
Ini sesuatu yang berbeda
sedikit menipu diri melewati malam
ketika maaf menangis berlaga angin
terkutuk di mulut aib
Ingin kukabarkan kepada para pecinta
indah gunung di pelupuk mata bercadar rembulan
terbasuh air curahan lawang langit
menambatkan kepingan-kepingan papan bahtera
melabuhkan nama bumi tertera
tiada kecintaan itu melainkan bagi kekasih pertama
Posting Komentar