Widget

Senin, 14 Maret 2011

Alam Bawah Sadar

Kusimak mimbar-mimbar petang bertolak pagi setengger jingga pun kelabu senja yang tlah beranak pinak akan setampuk getah luka-luka dipesan sebelum siangku bersuluk seladang peta para perompak

Lihatlah..,
walau kehilangan tubuh, namun malam kerap mengecup jiwa-jiwa yang lelap, mengatupkan bibir di balik dewala hitam bercadar dewangga kedipan gemintang, mengelabang benang raja di bawah kerudung rembulan

Gumamku Lelakiku untukmu Wanitaku

Bermula segala peri suci
seperti yang ada pada alam dan adam
pun gugusan rusuk serupa angsa rahasia yang menari di dalam tubuh dewi asmara menyelak perisai dari auman singa asmaradana yang bertahta di dada para pangeran

Negeri Jadi-Jadian

Ibu..,
kitab tanpa tanda tangan yang terhampar di punggungmu
sedikit demi sedikit tlah diterjemahkan rayap-rayap iblis
menuliskannya menjadi sebuah noktah nista
di atas lembaran-lembaran kulit bangkai yang terkelupas

Bayang Serambi

lalu angin melingar rundingan hari
mengarak kala menapaki ubin-ubin kuilnya
penuh genang tanpa tilas
melipit bayang lafal masa

cabe oh cabe

tatkala mengamat-amati mozaik di tepi nadir
setebaran cercah kisi langit berjatuhan
seandainya dosa memiliki bau
niscaya tidak seorangpun kan duduk bersamaku