kutatap paras lelahmu senjaku
diiringi ayun lembut bahtera kita,
kuhitung larik nafasmu satu satu
maafkan aku,
tak selalu di sampingmu tuk membaca angin
karena memang angin tak datang berhembus
maafkan aku,
yang dalam diam, sembunyi
pergi meninggalkanmu
bermain berenang dengan makhluk laut
lalu kembali setelah kering rambutku
maafkan aku,
karena euforia dan gegap gempita cinta
saat putuskan berlayar bersamamu
kini tanggal terlepas dari dadaku
kutatap lagi helai helai bulu matamu yang mengatup
pilu sedu sedanku dalam pagutan sepi
di bawah langit tanpa bintang utara
terombang ambing gelombang lara
sukma menjerit parau
maafkan aku ! (atas matinya rasa)
Posting Komentar