Widget

Rabu, 22 Juni 2011

juni , pagi di batas senja

Juni,
bagai kepak sayap burung pulang, perkasa di selasar cakrawala
ia bertandang bersama waktu yang betah berlabuh
serata cermin, mengajak larung jelajah selami laut
meski tak seindah sentuhan kenyataan yang menebas harapan di batang usia


Pagi,
masihkah tergambar di benakmu ?
saat bunga di dada mulai mekar, wangi mengisi hitungan hari
tersuguh bulir mutiara yang bergalur turun dari surga
bermahkota awan direnggut ranum fajar
menyiapkan layar bagi angin semilir yang sengaja datang
demi kesejukan perawan bunga agar kelak memayungi segalanya

di batas,
dan diantara dua tepi hari
dimana pagi dan petang menjadikan kaki langit pertanda isyarat perjalanan
adalah siang dan malam sebagai persembahan yang dititahkan
mengutuhkan masa, merangkum kisah dalam bentangan yang tak pernah mati

setudung saji kemarau merindukan hujan, gerimis menggenang wacana keheningan
dan pelangi mengurai nuansa serenade di setiap hela nafas

dunia hanyalah titian yang menghubungkan kita dari hakikat sebuah tujuan
saat langkah satusatu terseok menyusuri patahan dan kelokan
ada lubang jati diri tak hilang membilang jarak, ada batu semangat jangan mati menapaki jejak
karena engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah itu sendiri

Senja,
ia menunggumu setelah pagi bersembunyi dibalik matahari
didetik menit merah jingga menghantar kotamu ke ambang pintu malam

biarkan sejenak selembar daun gugur di atas ribaan rumput, terbaring di tamanmu yang senja
menatap muara belum tiba, sementara hulu kian menjauh
sambil membaca angin menghinggapkan debu pada kembara diri
semoga tidak mengaburkan tumpulnya mata

di sini, di bawah langit bintang timur
untukmu kualirkan wangi sajak sajakku yang mengalir dari sungai maknawi
walau huruf habislah sudah di butir butir pasir
menulis cita, rindu dan harapan di susur bibir samudera

dan sebagaimana senyum berpendar beribu kunang kunang
menadah pijar rembulan di malam gulita
kuharap bias cahaya memenuhi rongga di dalam sana
menyentuh pertapaan dirimu tersua

bahwasanya pelarian abadi, dimana tak ada tempat pulang melebihi keabadian,
hanya kembali kepada-Nya


22062011, Teruntuk milad Are di batas Senja

Posting Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar