.jpg)
telanjang segugus aksara terjamah, luruh
larut dalam keheningan tetes hujan yang pecah mengkristal
sebagai pagi yang bermusim di matamu
diamdiam aku kerap mengkremasi malam
yang kau cipta
kita tlah melukis asa di dinding dinding ibu berhala
menyaksikan mimpi berpulang di tengah ritus doa doa beterbangan
lalu berdosakah diri
menisankan rindu serapuh dahan nan keroposan
yang akhirnya kan patah
terhempas gemeretak ?
Posting Komentar