
lalu engkau membelah jantung hujan
pada patahnya detik waktu
berparade gerimis rindu
memapas paparan arah angin
masih kutunggui air yang menghambur kecil dari mayang rambutmu
menjelma sebagai api yang mengecupi malam gelisah
meragamkan ragawi terantai suratan
ketika bayang bertirai kesunyian
; tetirah hadirmu
Posting Komentar