
dalam detak pejaman , aku melukis bayangmu ;
engkau masih bersimpuh di atas altar linangan nadir
bergelimang doa mimpi mimpi berpulang,
tertawan rindu dalam kesesatan sepi yang pecah menjamah palung batin
tiada roman di pelupuk masa
melainkan hanya remah asa yang engkau saji di sana,
merayu isyarat setiap takdir
pada susur persimpangan pagi yang safa
Posting Komentar