" Mengapa bersedih, sayang ?" cerah tanpa curiga
" Bagi siapa mata kaupejamkan ?" merajut makam kenangan bersemayam
Kerapuhan yang kembali dari keterasingan tlah berbela sungkawa menghadiri perjamuan
menjadi penghuni disejumput medan nisbi yang fana
Sabtu, 15 Januari 2011
Jumat, 14 Januari 2011
Menculik Purnama
Ayun simbol hari bersolekan di atas dipan negeri
mendaduhkan luka nafas embun penghias udara
Ia mendatangiku kala gulita
mendekat , dan aku terjatuh
mendebu diri di bening kaca peluh mataku
yang membentuk kali kecil dangkal
mendaduhkan luka nafas embun penghias udara
Ia mendatangiku kala gulita
mendekat , dan aku terjatuh
mendebu diri di bening kaca peluh mataku
yang membentuk kali kecil dangkal
Semarak Malam
Dan gerimis pun khusyuk bertasbih dalam sunyi
menggugur rumput-rumput yang menari takzim
pohon sembahyang seiring semilir angin bersujud
bersama tafakur padi yang merenungi bumi
menggugur rumput-rumput yang menari takzim
pohon sembahyang seiring semilir angin bersujud
bersama tafakur padi yang merenungi bumi
Sajadah di Tepi Pusara
Dan merekahlah nurani dalam majelis kecintaan
dijengkal nafas yang menerpa punggung bumi
dari kaki buaian tertinggal dan ditinggalkan
sesujud tentara hati menoreh setapak jejaknya
di atas hamparan sajadah
dijengkal nafas yang menerpa punggung bumi
dari kaki buaian tertinggal dan ditinggalkan
sesujud tentara hati menoreh setapak jejaknya
di atas hamparan sajadah
Detik-Detik Terdampar
Kuambil tubuhku yang terselempang di selebaran bayu
menyelendangi laut lepas dengan selaput jala yang mengecup bibir mata
selepas toleh mentari tersungkur bentang sajadah hujan
kujelma surga kecil di helai tarian elok pori-pori berkalung manik tetesan air
menyelendangi laut lepas dengan selaput jala yang mengecup bibir mata
selepas toleh mentari tersungkur bentang sajadah hujan
kujelma surga kecil di helai tarian elok pori-pori berkalung manik tetesan air
Separuh Isi Separuh Kosong
Bangunlah sayang,
sebelum subuh bergaris putih
karena mentari terbit di antara dua tanduk
mungkin kan menyilaukan mata
sebelum subuh bergaris putih
karena mentari terbit di antara dua tanduk
mungkin kan menyilaukan mata
Hari ini Kemarin Esok
Sembari kekosongan merasuki mata kedua
kukitari pengitab hukum semesta di landai sabana surau pertapa
berselubung permadani penutup siang
yang menyepi di tepi muara keremangan
dalam kediaman kersik laju kisi hujan
kukitari pengitab hukum semesta di landai sabana surau pertapa
berselubung permadani penutup siang
yang menyepi di tepi muara keremangan
dalam kediaman kersik laju kisi hujan
Rabu, 12 Januari 2011
Selasa, 11 Januari 2011
Wisata ke Pasanggrahan
Aku bersamanya sendirian
menelentang letih pada sangkar mentari yang menanak embun bertungku perigi-perigi kering
menumpahkan cawan-cawan dawat bersaput perca-perca kapas cakrawala yang tembaga
leleh di kutub usia dalam kisah muara saka
menelentang letih pada sangkar mentari yang menanak embun bertungku perigi-perigi kering
menumpahkan cawan-cawan dawat bersaput perca-perca kapas cakrawala yang tembaga
leleh di kutub usia dalam kisah muara saka
Minggu, 09 Januari 2011
bisik-MU... pada-MU
Semesta terisak..., haru..., bersembah sujud
" Patik kalau-kalau durhaka ke bawah Duli yang Azza "
pada kalam terpelihara...
menabur rahmat, hidayah dan ampunan
" Patik kalau-kalau durhaka ke bawah Duli yang Azza "
pada kalam terpelihara...
menabur rahmat, hidayah dan ampunan
Sabtu, 08 Januari 2011
S E N D I R I
Terpisah ramai tanah basah
di antara perdu cakar langit
berbatang asa habis di sudut mimpi
terengkuh gayut genggaman malam...
di antara perdu cakar langit
berbatang asa habis di sudut mimpi
terengkuh gayut genggaman malam...
K@LUNG M@L@M
Aku hanya si buta yang tak melihat...,
telanjang cinta tanpa sehelai benang
merangkak..tertatih papah mendulang tiga kegelapan
bersama permaisuri yang menanti pinangan pemutus nikmat...
telanjang cinta tanpa sehelai benang
merangkak..tertatih papah mendulang tiga kegelapan
bersama permaisuri yang menanti pinangan pemutus nikmat...
~{}~ Semesta Hati Seorang Mukmin ~{}~
Buminya adalah Ma'rifah
Langitnya adalah Iman
Mataharinya adalah Rindu
Bulannya adalah Cinta
Bintangnya adalah Buah Pikiran
Tanahnya adalah Kemauan
Airnya adalah Kelembutan
Anginnya adalah kehalusan
Dindingnya adalah Keyakinan
Awannya adalah Akal
Hujannya adalah Rahmat
Pohonnya adalah Taat
Buahnya adalah Hikmat
Dan dikokohkannya di atas empat tiang pancang
Tawakkal
Sabar
Ikhtiar
Kemuliaan Do'a
Dan dilengkapinya dengan empat pintu
Ilmu
Santun
Zuhud
Ridho
" Dan pada diri kamu, tidakkah kamu memikirkanya ? "
Langitnya adalah Iman
Mataharinya adalah Rindu
Bulannya adalah Cinta
Bintangnya adalah Buah Pikiran
Tanahnya adalah Kemauan
Airnya adalah Kelembutan
Anginnya adalah kehalusan
Dindingnya adalah Keyakinan
Awannya adalah Akal
Hujannya adalah Rahmat
Pohonnya adalah Taat
Buahnya adalah Hikmat
Dan dikokohkannya di atas empat tiang pancang
Tawakkal
Sabar
Ikhtiar
Kemuliaan Do'a
Dan dilengkapinya dengan empat pintu
Ilmu
Santun
Zuhud
Ridho
" Dan pada diri kamu, tidakkah kamu memikirkanya ? "