Widget

Senin, 18 Juli 2011

PINTU

Recik seperah gulana merinai telanjang buramku
seiris tipis mencecar bidak-bidak asa bertunas tanya
memayungi tambalan-tambalan inginku
yang mati terbakar sekepung jemari legit rayu


Gigil menggelinjang dikecup temaram
berkuyup dingin menggelitik tirai-tirai jendela
meremang beku yang leleh diremah mentari
mendepakkan tumit kegundahan,
melayahkan karma-karma temurun

Kuselusuri tiap jengkal sela-sela raga selindung kamu
menyelongkar perintang gaib yang bersedekap
menenteng panji-panji rahasia
berseliweran mengangkasa bersama penunggu angin

Aku lelah,
pejatian rebah berpucuk pucat
tak menemu pintu dipejam mata terbuka
dibalik aku di dalamnya kamu
terpilah misteri pada alam yang mengatupkan tabir

Posting Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar