Recik seperah gulana merinai telanjang buramku
seiris tipis mencecar bidak-bidak asa bertunas tanya
memayungi tambalan-tambalan inginku
yang mati terbakar sekepung jemari legit rayu
Gigil menggelinjang dikecup temaram
berkuyup dingin menggelitik tirai-tirai jendela
meremang beku yang leleh diremah mentari
mendepakkan tumit kegundahan,
melayahkan karma-karma temurun
Kuselusuri tiap jengkal sela-sela raga selindung kamu
menyelongkar perintang gaib yang bersedekap
menenteng panji-panji rahasia
berseliweran mengangkasa bersama penunggu angin
Aku lelah,
pejatian rebah berpucuk pucat
tak menemu pintu dipejam mata terbuka
dibalik aku di dalamnya kamu
terpilah misteri pada alam yang mengatupkan tabir
Posting Komentar