Sendiriku menyendiri
meramu petang yang kurujuki sesimpuh gulita menyetubuhi ufuk senja
mengebiri umbara siang kembali berpulang tanpa tuan
berkecindan gagu terapit bisu
Sekecup rencak punggung serata hamparan
kukepulkan dupa-dupa jiwa di perhelatan lelah
setutur bilangan rasi gugusan bintang
kupetakan bayang jalad purnama
Terulang tembang-tembang patah di antara gelinjang bunga rumput
tersuling puntungan waktu, menadah embun pasi
saat khilaf merencam siumanku
langgam hati dimabuk cinta berkafan kain belacu
Sepamit cahaya pecah di kisi tua
lamat siru angin mendiami desis talang perindu
mengaur-aurkan aurat malam bergaun camping
menggerayangi kapas-kapas sutera ungu
sedari sayapnya yang terkembang merembih air mata
menggugurkan hujan merambah lanau
Dan masih bertelanjang diam
bersama gigil yang meningkahi bilur-bilur melunta
berkaca di bias gerimis mendedah sisa labirin hitam
sendiriku beranjak meninggalkan jejak baring resbang tanah di balik punggung
Posting Komentar