Widget

Minggu, 25 Desember 2011

menggugur wangi

malis rembulan bercanggah jelaga
lantunkan cerita malam tanpa purnama
bersama buai angin pesisir hantarkan debur ombak
taman itu makin suram

semusim nadir

aku mengenalmu dari sesuatu yang tiada,
dari selembar daun  mengersik sahut gerimis
hingga menjadi tema yang mengetengahkan ritus renjana adikara

pada ruas episode musim yang gugur di jendela
lamat serenade berpilin bagai kelindan sirah
mensejagad kisah mendung sudut langit
dimana rumput mengulas senyum anak angin; di padang yang lain

dia

entah disengaja atau tidak, namun yang pasti dia makhluk Tuhan
biar tenggelam dalam samudera menyimpan mutiara
dan tetesan keringat serupa buih gemuruh lautan
hingga tulang belakang menyatu,
siapkan perahu, berlayar melintas sampai liang lahat

karat biduk tertambat

''jadikan harapan sebentuk rindu, walau hanya dengan setitik pijar gemintang yang bertamu di antara jemari kita''

ketika penyeberangan takdir seijin waktu, seorang perempuan menyusuri bibir senja
Luas samudera adalah agenda biru mimpinya yang diwakilkan jajar bianglala,
menyayat lumut ingatan hingga ranggas larik hening mengasingkannya ke episode kenangan

Sabtu, 23 Juli 2011

Aku Bertanya tentang Cinta

Aku Bertanya tentang Cinta

Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Senin, 18 Juli 2011

Cita yang Tersita

Aku....,
sekumpulan paruh waktu tertitip
melambai angin yang kerap berlari membawa pesan
berangsur leleh meresap di bibir hari...

Lagu Sunyi

Tiada berkawan kecuali berkarib dengan bayang-bayang dalam sepi
pada bilah semarak di lembar-lembar buku sunyi

Aku berjalan melintasi malam
menelusup indahnya purnama kala temaram
bersua beragam berita pujian diri yang bersembunyi dibalik laku nyata dan suci

Suara Hari Ini

Perbincangan balad berasap membumbung tinggi
menjadi jelaga bersua di sarang laba-laba
melekat pada labirin-labirin sau bayu
mengotori keteduhan damai senyum kencana

BUKAN BULAN (Celoteh Pungguk Merindu)

Aku hanyalah pungguk
yang menukik dengan kuku-kuku tajam mencengkeram reranting pohon pemakaman tempatku mengintai mangsa ketika renang sang surya tenggelam di kaki langit

Siapa dimana

Tak lagi arung samudera
ada sebisik pemetik mimpi tentang nyiur melambai
coba meraih pelepah lainnya yang gigil pada kecup dingin bibir pantai terbenam separuh sebaring buih menghempas daratan di selangkang sampan elok yang kini tertelungkup

RATSA KARBALA

Inilah aku,
penyaksi kiamat tanpa kebangkitan ruh yang mengguncang simpuh bumi terhampar,mewarnai langit senja dengan cahaya duka merajam sukma dewi sahara hingga melarutkan jagad semesta dalam kelam kegetiran dan kepedihan

PINTU

Recik seperah gulana merinai telanjang buramku
seiris tipis mencecar bidak-bidak asa bertunas tanya
memayungi tambalan-tambalan inginku
yang mati terbakar sekepung jemari legit rayu

Hujan, tanyaku

Adakah kau mendengar ceritaku ?
tempat dimana dongeng menggulirkan cerita tentang negeri sunyi
menyingsingkan cakrawala serata angin
mengendara gelombang dalam mimpi

Punggung di balik Punggung

Sendiriku menyendiri
meramu petang yang kurujuki sesimpuh gulita menyetubuhi ufuk senja
mengebiri umbara siang kembali berpulang tanpa tuan
berkecindan gagu terapit bisu

JENDELA

Kutitipkan kantuk pada tumpulnya mata yang teranugerahi ragam puspa karunia mimpi
jatuhkan setetes air gurun pasir hilang tak berbekas di lekatnya putih pada kertas atau birunya lautan
adalah hidup bayangan

SANG WAKTU

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang waktu ?

Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu
dan bahkan mengarahkan perjalanan menurut jam dan musim

Minggu, 17 Juli 2011

Kerudung Biru

mari sayang, kemarilah

anggun gerakmu mengusik hatiku
pun kepolosan gelak tawa manja
tanpa resah dunia hidup kemilau
terukir bersama cerah mentari pagi

Senin, 04 Juli 2011

madah kata- cinta VIII

Ada Apa Dengan Cinta ?


Manusia merasa kesepian dari cinta karena mereka kerap hanya membangun dinding, bukannya jembatan kasih sayang.

madah kata- cinta VII

Ada Apa Dengan Cinta ?


Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam cinta

Cinta yang wujud dalam sebuah tindakan agung : "Memaafkan".

Cinta kurniaan Ilahi mengapa mesti dibenci? Yang harus dibenci dan dihindari ialah kepalsuan, bukan cinta.

Hidup tanpa cinta seperti makanan tanpa garam. Oleh itu, kejarlah cinta seperti kau mengejar masa, dan apabila kau sudah mendapat cinta itu, jagailah ia seperti kau menjaga dirimu, sesungguhnya cinta itu kurniaan Tuhan Yang Maha Agung.

madah kata- cinta VI

Ada Apa Dengan Cinta ?


Anyamlah buih-buih di laut demi membuktikan cinta yang suci tanpa menodai keaslian pantai itu.

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan.
Apa yang buta ialah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa pertimbangan.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengubat cinta kerana ia tidak mengerti perjalananan hati naluri.

madah kata- cinta V

Ada Apa Dengan Cinta ?


Cinta dan kasih sayang adalah jawapan yang dapat menyembuhkan segala penyakit, dan jalan yang menuju kepada rasa cinta dan kasih sayang hanyalah melalui kemaafan.

madah kata- cinta IV

Ada Apa Dengan Cinta ?


Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam. Cinta kepada diri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta ke dalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan. Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam , tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekadar canang yang gemerincing.

madah kata- cinta III

Ada Apa Dengan Cinta ?

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.


madah kata- cinta II

Ada Apa Dengan Cinta ?

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.


madah kata- cinta

Ada Apa Dengan Cinta ?

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi

Rabu, 22 Juni 2011

juni , pagi di batas senja

Juni,
bagai kepak sayap burung pulang, perkasa di selasar cakrawala
ia bertandang bersama waktu yang betah berlabuh
serata cermin, mengajak larung jelajah selami laut
meski tak seindah sentuhan kenyataan yang menebas harapan di batang usia

Selasa, 21 Juni 2011

kamut

Bukan wanita yang membuat derita. Tetapi mencintai wanita yang tidak mencintaimulah yang akan menciptakan derita bagimu.

Kamut

”DOA MEMOHON ISTIQOMAH: ”Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)"

kamut

”Sesungguhnya seorang mukmin tidak sepantasnya untuk menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dan merasa tenang di dalamnya akan tetapi sepatutnya dia di dalam dunia ini bagaikan orang yang sedang melakukan perjalanan…”

Minggu, 12 Juni 2011

Kekasih dalam Diam

kau huni hati ini dalam bisu
saat sapamu hanya senyap diantara desir angin malam
adakah dendang riang dari pelepah bibirmu
melantunkan sebait lirik penuh renjana
cinta untukku, dan hanya untukku

Ditengah Pelayaran

kutatap paras lelahmu senjaku
diiringi ayun lembut bahtera kita,
kuhitung larik nafasmu satu satu

maafkan aku,
tak selalu di sampingmu tuk membaca angin
karena memang angin tak datang berhembus

Bukit Berbambu

Di sana aku
menyusu diantara bayang pokok bambu
rumahku
kursi
tempat aku lahir
berenang memacu kedewasaan
dari bambu

Prosesi Kematian Kematian Kecil

Badik yang renta dalam sarung
ingin bicara dalam pamornya
dan menulis petuah leluhur
pergilah sebelum berangkat
temukan mata airnya

Duniamu dalam Sajakku

masihkah tergambar dibenakmu saat dunia masih pagi ? terlalu pagi
ketika kamu mulai merengek, menangis dan meminta sepotong roti

kini
duniamu tidak pagi lagi
jiwa raga yang ada, kepribadian cita
betapa telah mengisyaratkan
duniamu diambang pintu ruang dewasa

Sabtu, 23 April 2011

lupakan jangan dibuang sayang (III)

1/
[pusara]

adakah jeda diantara ramai tetamu
yang terbaring berkuil tanah
tanpa jeritan ampun

ataukah kedap hening pekat
yang mewarnai beranda akhirat
tanpa tangis pilu
selepas nyawa di batang raga
saat laskar alam barzakh
mengayun palu disela tanya


lupakan jangan dibuang sayang (II)

1
dan bilamana waktu diusia sepuh kincir hari
kukitari kitab hukum semesta berselubung permadani malam
dilandai sabana surau pertapa yang menyepi di tepi muara terawangan
bersuluk inang ranum purnama

berputik gemintang Sang Penawan hati


lupakan jangan dibuang sayang

1/    Wahai hati,
Andai seseorang harus mengatakan kepadamu
Bahwa jiwa musnah seperti tubuh
Maka jawablah,

bunga akan layu namun bijinya tetap hidup


2/    hidup tidak memberikan kesenangan yang lebih besar
daripada keberhasilan mengatasi rintangan

lentera hujan

sesaat, aku meretina renik hujan di sebelah dinding resah, gugur berdayang anak angin, meningkahi liuk tarian dahandahan, lalu menahta ranum mutiara langit di pucukpucuk daun.
; berpuri tumpulnya mata

kuretas lajunya yang menghantarku asing pada semarak bilahbilah tangis tanah, tersaput awan hitam sehelat cetusan tengadah tangantangan sedih berapal mantra belantara kering
; pecah di mukimnya

CABIK

cabik


aku, hanya mengais risalah yang kerap berlari terlecuti angin dari para penunggunya,
sekilas khilaf menutur kubangan lumpur di ladang swarga cinta keinsanan,
yang memecah rapuh rujiruji kerangka langit, legam berduka mengecam demi menyaksikan kiamat tanpa kebangkitan ruh.

ini bukan hukuman,  mungkin karma hanya akan memenjarakan diri di kamar sendiri.
pada episode lain, ia buang mimpi yang pulang, menjumpai lamunan di kota kenangan setahta palsu yang membusuk, berbayang wajah seribu rupa meragut kalbu, menagih janji lafaz waktu di kesesatan sepi dalam kajian aksara puisi lelaki pujaan, yang memasung rasa pada sarang musimnya.

di malam aku, menambat gerimis sebagai pelangi

biar saja bala menanam seganda bayang gerhana, dia gugur bulan dan matahari,
mendebu tualang angin, bersabung daun di rebana badai belia
dan kita adalah seorang aku yang akan kerap berlari mewartakan rindu belantara,
memberhalakan kedamaian

bilamana malam memusimkan gulitanya, mengabut kabut sebagai dibangkit
bercengkrama tabuh gerimis menjunjung titah langit
menjadikan pigura sepasang cetakan kaki
bersepakat senyum dengan Tuhan

di pasir kita menggambar Tuhan

"biar saja pasang dan ombak bercampur raungan bila lelah, dia reda gelombang"

seorang anak berlari membawa mimpi
ombak memaksanya berhenti tepat di depan matahari
sementara laut sore ini,
hanya menangkap kicau dan sisa angin yang memukul harapan

dalam percakapannya, dia mencari Tuhan di sana
"Tuhan, apakah ibu benarbenar ada ?
tidakkah dia hanya nama ?

Senin, 14 Maret 2011

Alam Bawah Sadar

Kusimak mimbar-mimbar petang bertolak pagi setengger jingga pun kelabu senja yang tlah beranak pinak akan setampuk getah luka-luka dipesan sebelum siangku bersuluk seladang peta para perompak

Lihatlah..,
walau kehilangan tubuh, namun malam kerap mengecup jiwa-jiwa yang lelap, mengatupkan bibir di balik dewala hitam bercadar dewangga kedipan gemintang, mengelabang benang raja di bawah kerudung rembulan

Gumamku Lelakiku untukmu Wanitaku

Bermula segala peri suci
seperti yang ada pada alam dan adam
pun gugusan rusuk serupa angsa rahasia yang menari di dalam tubuh dewi asmara menyelak perisai dari auman singa asmaradana yang bertahta di dada para pangeran

Negeri Jadi-Jadian

Ibu..,
kitab tanpa tanda tangan yang terhampar di punggungmu
sedikit demi sedikit tlah diterjemahkan rayap-rayap iblis
menuliskannya menjadi sebuah noktah nista
di atas lembaran-lembaran kulit bangkai yang terkelupas

Bayang Serambi

lalu angin melingar rundingan hari
mengarak kala menapaki ubin-ubin kuilnya
penuh genang tanpa tilas
melipit bayang lafal masa

cabe oh cabe

tatkala mengamat-amati mozaik di tepi nadir
setebaran cercah kisi langit berjatuhan
seandainya dosa memiliki bau
niscaya tidak seorangpun kan duduk bersamaku

Sabtu, 15 Januari 2011

Surgaku dalam Penjara

" Mengapa bersedih, sayang ?"  cerah tanpa curiga

" Bagi siapa mata kaupejamkan ?"  merajut makam kenangan bersemayam

Kerapuhan yang kembali dari keterasingan tlah berbela sungkawa menghadiri perjamuan
menjadi penghuni disejumput medan nisbi yang fana

All of Me - Stryper with lyrics

Jumat, 14 Januari 2011

Menculik Purnama

Ayun simbol hari bersolekan di atas dipan negeri
mendaduhkan luka nafas embun penghias udara

Ia mendatangiku kala gulita
mendekat , dan aku terjatuh
mendebu diri di bening kaca peluh mataku
yang membentuk kali kecil dangkal

Semarak Malam

Dan gerimis pun khusyuk bertasbih dalam sunyi
menggugur rumput-rumput yang menari takzim
pohon sembahyang seiring semilir angin bersujud
bersama tafakur padi yang merenungi bumi

Sajadah di Tepi Pusara

Dan merekahlah nurani dalam majelis kecintaan
dijengkal nafas yang menerpa punggung bumi
dari kaki buaian tertinggal dan ditinggalkan
sesujud tentara hati menoreh setapak jejaknya
di atas hamparan sajadah

Detik-Detik Terdampar

Kuambil tubuhku yang terselempang di selebaran bayu
menyelendangi laut lepas dengan selaput jala yang mengecup bibir mata
selepas toleh mentari tersungkur bentang sajadah hujan
kujelma surga kecil di helai tarian elok pori-pori berkalung manik tetesan air

Separuh Isi Separuh Kosong

Bangunlah sayang,
sebelum subuh bergaris putih
karena mentari terbit di antara dua tanduk
mungkin kan menyilaukan mata

Hari ini Kemarin Esok

Sembari kekosongan merasuki mata kedua
kukitari pengitab hukum semesta di landai sabana surau pertapa
berselubung permadani penutup siang
yang menyepi di tepi muara keremangan
dalam kediaman kersik laju kisi hujan

Selasa, 11 Januari 2011

Wisata ke Pasanggrahan

Aku bersamanya sendirian
menelentang letih pada sangkar mentari yang menanak embun bertungku perigi-perigi kering
menumpahkan cawan-cawan dawat bersaput perca-perca kapas cakrawala yang tembaga
leleh di kutub usia dalam kisah muara saka

Minggu, 09 Januari 2011

bisik-MU... pada-MU

Semesta terisak..., haru..., bersembah sujud
" Patik kalau-kalau durhaka ke bawah Duli yang Azza "
pada kalam terpelihara...
menabur rahmat, hidayah dan ampunan

Sabtu, 08 Januari 2011

S E N D I R I

Terpisah ramai tanah basah
di antara perdu cakar langit
berbatang asa habis di sudut mimpi
terengkuh gayut genggaman malam...

K@LUNG M@L@M

Aku hanya si buta yang tak melihat...,
telanjang cinta tanpa sehelai benang
merangkak..tertatih papah mendulang tiga kegelapan
bersama permaisuri yang menanti pinangan pemutus nikmat...

~{}~ Semesta Hati Seorang Mukmin ~{}~

Buminya adalah Ma'rifah

Langitnya adalah Iman

Mataharinya adalah Rindu

Bulannya adalah Cinta

Bintangnya adalah Buah Pikiran

Tanahnya adalah Kemauan

Airnya adalah Kelembutan

Anginnya adalah kehalusan

Dindingnya adalah Keyakinan

Awannya adalah Akal

Hujannya adalah Rahmat

Pohonnya adalah Taat

Buahnya adalah Hikmat

Dan dikokohkannya di atas empat tiang pancang

Tawakkal

Sabar

Ikhtiar

Kemuliaan Do'a

Dan dilengkapinya dengan empat pintu

Ilmu

Santun

Zuhud

Ridho

" Dan pada diri kamu, tidakkah kamu memikirkanya ? "